-->
  • Jelajahi

    Copyright © EnergiTransformasi.Id | Bertransformasi Bangun Negeri
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Perjuangan Komunitas Jamu Sebagai Warisan Tak Benda Dunia ke UNESCO

    Redaksi
    Selasa, 15 Maret 2022, 10:28 WIB Last Updated 2022-03-15T03:29:44Z

     

    KI-Ka : Sutradara Film Dokumenter Jamu Dara Bunga Rembulan, Perwakilan Ketua Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu Erwin J Skripsiadi, Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Pertiwi Zarman, Wakil Sekretaris Jendral 4 GP Jamu & Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu Kusuma Ida Anjani, Konsultan Penelitian dan Penulis Dokumen ICH 02 Gaura Mancacaritadipura.

    ENERGITRANSFORMASI – Berdasarkan Pengumuman Direktur Perlindungan Kebudayaan Tentang Hasil Seleksi Usulan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke UNESCO pada tanggal 18 Februari 2022, yang mana Budaya Sehat Jamu adalah salah satu usulan yang direkomendasikan.


    Ketua Umum GP Jamu  Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengatakan “Pada tanggal 14 Maret 2022, kami Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu, telah resmi menyerahkan beberapa dokumen seperti yang sudah disyaratkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.”


    Lebih jauh, dia menjelaskan, Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu, telah bekerja keras menyusun dokumen nominasi form ICH 02 sejak bulan Juni 2021. Tim telah bekerja sesuai dengan standard UNESCO, mendengar langsung dari komunitas Budaya Sehat Jamu. Tim sudah berkeliling ke 4 Provinsi di Indonesia (Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan DKI Jakarta) dan mewawancarai ratusan pelaku langsung dari komunitas Budaya Sehat Jamu.


    “Tak lupa, riset juga mendapat dukungan dari beberapa ilmuwan dan budayawan seperti Dr. BRA Mooryati Soedibyo, Jaya Suprana dan masih banyak lagi,” ungkapnya, Senin 14 Maret 2022.


    Budaya Sehat Jamu sudah ditetapkan sebagai Warisan tak Benda Indonesia dan dipersilahkan untuk mendaftarkan diri sebagai Nominasi Warisan Tak Benda Dunia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, melalui SK No. 362/ M/2019 Tentang Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2019, sehingga sudah layak dan tepat jika dinominasikan ke tingkat dunia di tahun ini.


    “Tak hanya momentum yang tepat. Budaya sehat Jamu juga memberikan sumbangsih dalam United Nations SDGs 2030. Budaya sehat Jamu merepresentasikan; goal ke 3, Good Health and Well Being for All. Selain itu, jamu juga memberikan sumbangsih ke goal ke 5- Gender Equality, goal ke 12-Responsible Comsumption and Production dan goal ke 15-Life on Land,” katanya.


    Dia menambahkan, Jamu adalah pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan dari generasi ke generasi, serta telah dikaji atas dasar pengalaman dan terbukti memberi manfaat untuk menjaga kesehatan dan penyembuhan bagi masyarakat Indonesia.


    “Budaya Sehat jamu adalah suatu praktek menjaga kesehatan yang bersifat holistik, melibatkan body, mind, soul sehingga bersifat preventif sekaligus promotif. Secara Empirik jamu telah menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatannya. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara. Besar harapan kami niat luhur yang hendak kami lakukan ini juga mendapat support dari seluruh teman teman media, untuk menyebarluaskan dan memberitakan, agar niat luhur kami ini mendapat dukungan dan restu dari pemerintah dan juga seluruh masyarakat Indonesia,” paparnya.


    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jendral 4 GP Jamu & Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu Kusuma Ida Anjani menjelaskan jamu merupakan budaya yang tidak bisa dipisahkan masyarakat Indonesia. Sekitar 59 persen masyarakat Indonesia menggunakan jamu.


    “Ini menjadi bukti, bahwa jamu merupakan bagian kehidupan masyarakat Indonesia. Jamu bukan sekedar obat tapi ada doa untuk memelihara kesehatan, bahkan digunakan menjadi sarana kesehatan untuk menjaga kesehatan dari dalam dan dari luar. Dari kandungan bahan baku jamu yang ada, banyak hal positif dari dalam dan luar yang dapat dimanfaatkan,” katanya.


    Sutradara film Dara Bunga Rembulan, mengjelaskan survey terlebih dahulu dilakukan. Ini adalah hasil penelitian ilmiah yang sangat jelas sekali berdasarkan fakta di lapangan dan scrip yang dibuat. Bagaimana pakem-pakem unesco itu bukan membatasi kreatifitas, tetapi bagaimana inti yang ingin disampaikan kepada dunia, bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang perlu diakui oleh dunia.


    “Jadi point tersebut meyakinkan bahwa kita harus menginformasikan kepada masysrakat dunia mengenai Jamu,” katanya.


    “Penerjemahan Srip sebenarnya tidak terlalu sulit karena sudah ada pakem-pakem yang perlu dilakukan. Namun, bagaimana kreatifitas itu perlu dibentuk, seperti halnya makna jamu adalah doa. Artinya, kami juga berfikir visualisasi makna dari jamu tersebut. Itu yang kami sampaikan dalam film,” lanjutnya.


    Terkait dengan Dokumen Intangible Cultural Heritage (ICH-02) yang diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebufdayaan Republik Indonesia yang selanjutnya akan diteruskan kepada pihak UNESCO, Konsultan Penelitian dan Penulis Dokumen ICH 02 Gaura Mancacaritadipura menjelaskan, Dokumen ICH-02 merupakan sebuah formulir yang diterbitkan oleh UNESCO, lembaga pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB.


    Tahun 2003 negara-negara dunia sepakat untuk membuat konferensi terkait warisan budaya tak benda. Budaya tak benda adalah budaya hidup bukan budaya benda seperti Candi dan lain-lain, dan itu dipandang perlu dilestarikan. Setiap tahun mereka menetapkan kebudayaan ini ke sidang dan itu sebagai prestasi sekaligus memicu kelestarian warisan budaya tersebut.


    “Komunitas jamu merasa penting untuk menoiminasikan jamu sebagai warisan budaya dalam bentuk obat. Yang mana mereka harus mengisi form yang berisi 40 pertanyaan yang harus dijawab dan sudah kami lakukan dan diserahkan oleh Kementerian untuk dikirim ke UNESCO,” jelasnya.


    Sebagai infromasi, Tim membuat film documenter, yang menjadi lampiran utama dari dokumen ICH-02. Untuk proses produksi berlangsung selama 8 hari. Dengan jadwal di Jakarta dua hari, dari wilayah layanan kesehatan puskesmas, hingga menyasar café-café untuk mensasar anak muda. Kemudian di Semarang  dua hari, Jogja dua  hari, dilanjutkan ke Solo.


    Di wilayah Solo menjadi informasi baru, dimana ada Poltekes yang mengkhususkan di bidang jamu. Jamu memang seperti diketahui secara formal dan informal itu sangat-sangat penting untuk diregenerasikan. Terakhir tim melakukan pengambilan gambar di Sukoharjo, yakni di kampung dan pasar jamu yang isinya bahan baku jamu, alat pembuatan jamu dan sebagainya. Kurang lebihnya banyak sekali sesuatu yang menarik terkait jamu.


    Sumber: Akuratnews

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini