Bus listrik
India buatan Tata Motors (Tata Motors)
ENERGITRANSFORMASI, INDIA – Transformasi energy khususnya transformasi kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik, masih dinilai tidak menjanjikan seperti halnya yang terjadi di India. Para pelaku startup bus listrik yang menyediakan sarana angkuta moda transfportasi umum, diragukan dalam pertumbuhan bisnisnya yang berimbas kepada sulitnya mendapatkan suntikan dana dari perbankan.
Bank-bank di India enggan memberikan pinjaman modal kepada
pelaku usaha startup bus listrik karena dinilai kemampuan perusahaan
mengambalikan dana pinjaman diragukan.
Reuters yang mengutip seorang sumber pada Sabtu (17/12)
mewartakan bahwa produsen atau startup bus listrik di India kekurangan dana
untuk terlibat dalam tender proyek transportasi umum yang mayoritas masih
menggunakan bus bermesin diesel. Ia menilai, hambatan pendanaan itu membuat
perusahaan bus listrik sulit berkembang di India.
Sumber dari perbankan itu menyebutkan bahwa lembaga keuangan
ragu meminjamkan uang karena banyak perusahaan transportasi terjerembap dalam
kondisi ekonomi yang buruk, salah satunya disebabkan tarif transportasi yang
murah.
Saat ini India memerlukan dana sekira 12 miliar dolar AS
untuk mengerahkan 50.000 bus listrik secara bertahap dalam empat hingga lima
tahun ke depan.
Kendati demikian, saat ini India telah mengoperasikan 6.740
unit bus listrik yang mendapat insentif dari pemerintah federal.
Mahesh Babu, kepala eksekutif pembuat e-bus Switch Mobility,
mengatakan "Sebagian besar kontrak yang terkait dengan STU (state
transport undertakings) dipandang bank memiliki risiko tinggi".
"Tidak ada kasus gagal bayar di India meskipun ada
penundaan," kata seorang pejabat STU di India utara, tetapi menambahkan
bahwa "mekanisme keamanan pembayaran dapat menanamkan kepercayaan di
antara pemberi pinjaman," ujarnya dari antara.
Sebagai gambaran, satu unit bus listrik memiliki harga
151.138 dolar AS yang lebih mahal lima kali lipat dari bus diesel. Untuk itu,
perusahaan pembiayaan lebih setuju memberikan pinjaman untuk pembelian bus
diesel karena harga dan nilai jual kembali.